Untuk apa menjadi seorang penulis?
Untuk apa menjadi penulis?
Ada saat dimana saya bingung bagaimana
harus menjawab dan menjelaskan pertanyaan tersebut? Seolah saya adalah pena
dengan tinta yang tidak pernah terjamah, mempunyai kemampuan untuk menjawab
namun tidak sampai lidah kemampuan yang saya punya, hanya berputar-putar saja
dalam labirin otidak saya. Saya pun mengetahui bahwa subuah jawaban bukanlah
yang bersembunyi dalam pojok yang gelap dari memori dan tidak pernah terungkap.
Ibarat bibit tanaman dalam kegelapan, dia harus di pindahkan dibawah hangatnya
sinar mentari, agar menjadi tumbuhan yang sehat, tumbuh dan berkembang menjadi
pohon yang rindang. Begitulah kiranya jawaban dalam pikiran saya, yang perlu
rasanya saya pindahkan menjadi goresan-goresan hitam di atas putihnya
lembaran-lembaran kertas.
Kamu tahu mengapa menulis itu penting? Karena
dengan menulislah kamu akan bisa membentuk
opini masyarakat atau pandangan dunia dalam kacamatamu sebagai penulis,
saat kamu menjelaskan cara pandanganmu pada khayalak ramai, apakah kamu tahu
dampak dari pandangan yang kamu buat? Cara pandangmu lah nantinya membawa
pembacamu bagaimana befikir, bagaimana mengambil sikap dan pandangan. Bila caramu
mengambil pandangan benar, bersyukurlah! Karena kamu telah membawa peradaban
yang tengah berjalan di sekitarmu menuju perubahan ke arah yang baik, betapa
indahnya saat melihat dunia menjadi sebuah tatanan yang hidup dengan benar,
tapi saat kamu salah mengambil jalan untuk menyimpulkan pandanganmu atau kamu
menuliskan opini yang hanya berisi kenegatifan dan kenaifan, apa yang kamu
harap dari cara pandang seperti ini? Tidakkah kamu takut bagaimana nantinya
peradaban nantinya akan hancur, seolah kamu hidup dalam puzzle yang tidak
beraturan, tidak jelas dan tidak pernah bisa di satukan. Oleh sebab itu saya takut
bila kehidupan menjadi tidak sehat, takut bila kehidupan tak mendapatkan
nutrisi yang baik untuk tumbuh kembangnya, betapa sangat di sayangkan bila hal
itu terjadi.
Dengan menjadi penulislah kamu menjadi seseorang dengan pengetahuan yang
luas, bagaiamana mungkin kamu menjadi Wikipedia berjalan saat kamu menjadi
penulis? Bisakah kamu bayangkan bagaimana nasib tulisanmu atau karanganmu tanpa
kamu barengi dengan giatnya kamu membaca buku-buku yang dikarang oleh orang
lain sebagai referensi atas karanganmu atau tanpa belajar membaca benang-benang merah yang
terjulur dan yang kusut di kehidupan ini ?, karena saya fikir menjadi penulis
itu wajib hukumnya untuk membaca buku dan kehidupan, itu adalah syarat mutlak
menjadi seorang penulis. Membaca adalah kewajiban dan buku memiliki hak kepada
manusia agar membacanya.
Tidakkah kamu sadari bahwa sebuah tulisan atau karangan itu adalah
peninggalan yang teramat berharga untuk kehidupan yang lahir setelahnya, waktu
yang teramat cepat berjalan dan tidak pernah mau di ajak untuk bergandengan
tangan, membuat apapun lenyap termakan zaman yang silih berganti, ada salah
satu cara untuk mempertahankan dan mengenang seni budaya ataupun peradaban yang
telah berlalu, yakni dengan menulis (tulisan). Betapa beruntungnya kita bisa
belajar dan mengetahui bagaimana hidup nenek moyang kita dahulu menjalani hidup,
kita bisa mempelajari kehidupan masa lampau karena tulisan-tulisan yang mereka
tinggalkan untuk masa depan. Relief dan coretan-coretan yang ada membuat kita
bisa memahami dan meninspirasi kita untuk menuliskan kembali kehidupan mereka
dalam bahasa yang kita pahami dan saling berbagi cerita untuk saling melengkapi
potongan-potongan cerita yang terpisah.
Menciptakan
konsep juga merupakan salah satu keuntungan menjadi seorang penulis, kita
tahu bahwa karena konsep yang di usung oleh Charles Darwin lah menjadikan para
ilmuan meneliti kembali apa yang di katakan oleh Darwin dan bahkan ada yang
mempercayai konsep Darwin bahwa manusia modern ini adalah keturunan kera. Betapa
beruntungnya menjadi penulis, kita bisa menciptakan konsep-konsep yang benar. Namun
sekali lagi menciptakan konsep itu juga butuh pertanggung jawaban yang bukan
sepele. Menjadi penulis untuk menciptakan konsep butuh membaca dan belajar.
Saat musim-musim berganti dan paceklik
dompet merajalela, menjadi penulis adalah solusi menciptakan mesin uang
berjalan kembali, karena tulisan itu bukanlah hal yang langka, karena tulisan itu mempunyai sifat yang dapat
berubah-ubah dan menyesuaikan zaman, menjadi
penulis itu adalah pekerjaan abadi, tidak perlu takut lagi dengan yang
namanya PHK atau terkena semprot oleh atasan yang rewel, karena yang menjadi
direktur dan pengelola keungannya adalah diri kita sendiri.
Saat nama kita sudah dikenal oleh masyarakat
sebagai penulis produktif dengan karya yang tak dapat di pandang sebelah mata,
hal itulah yang menjadikan tulisan kita dapat dengan mudah di terima olah pasar
dan menjadikan diri kita dapat dikenal
dengan mudah atau mungkin sebagai panutan oleh penulis-penulis yang lain,
namun pastinya sebagai penulis dan teladan yang baik karena hal-hal baik
membawa kita pada kebaikan-kebaikan selanjutnya.
Menulis
pula adalah trik merefleksikan diri pada tulisan dan menimbulkan kepuasan batin
tersendiri, kepuasan batin adalah hal sangat berharga yang tidak bisa di
bandingan dengan materi, saya kira tidak ada toko-toko yang menjual kepuasan
batin karena batin bukanlah hal yang dapat di perjual belikan. Pernahkah kalian
mendengar kata mutiara dari seorang sahabat nabi “ ilmu adalah binatang buruan yang
tengah berlari dan cara mengikat buruan adalah dengan menuliskannya”, saya
yakin kata-kata itu tidaklah asing di telinga kita. Selayaknya bagi setiap kita
menjadi penulis karena tiap diri kita masih dalam tahap pembelajaran yang tiada
akhir dan ilmu bukan hanya ada dalam tulisan namun tersebar di berbagai tempat,
kejadian dan pengalaman, oleh sebab itu kita perlu menuliskan ilmu yang kita
dapat dalam sebuah tulisan, karena tidak selamanya otak kita dapat menampung
segala informasi yang ada, ada kalanya kita sibuk dan terlupa dengan segalanya
dan tidak dapat mengingat kembali apa yang telah kita dapat, hikmah apa yang
telah kita temukan dan pengalaman apa yang telah kita lalui, maka alangkah
baiknya dan indahnya bila kita bisa bernostalgia kembali saat kemampuan
mengingat kita sudah tidak sebaik ketika muda.
Tapi ada yang sangat penting sebelum
mewujudkan hal itu semua, niat. Apa jadinya
sebuah pekerjaan tanpa niat, tanpa berniat kita tidak akan dapat mewujudkan
diri kita menjadi seorang penulis, perlunya penanaman niat yang kuat pada hati
kitalah yang menjadikan kita dan memotivasi kita untuk terus membaca, menulis
dan memperbaiki. Selamat berniat.
Saya kira
teramat banyak manfaat dan pentingnya menjadi seorang penulis namun saya hanya
bisa menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut sampai disini, sangatlah
banyak kekurangan yang saya utarakan disini dan tidak dapat memuaskan dahaga kalian,
jika kalian berkenan menambahkan apa yang telah saya tulis, saya sangat
berterima kasih, karena telah menambahkan khazanah keilmuan yang telah saya
dapat dan telah melengkapi kekurangan yang ada pada diri saya. Bila ada
kesalahan dan kekeliruan yang saya tulis, mohon di ingkatkan, karena pada
dasarnya manusia adalah tempatnya kesalahan yang perlu untuk di perbaiki. Semoga
bermanfaat dan selamat menulis.
1 Komentar:
Semangat terus berkarya melalui tulisan ^^ tulis apapun yang ingin ditulis :) yuk mampir juga ke blog http://minawatinurkustika.wordpress.com/ thanks
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda