Sabtu, 14 November 2015

Untuk apa menjadi seorang penulis?

     Untuk apa menjadi penulis?
    Ada saat dimana saya bingung bagaimana harus menjawab dan menjelaskan pertanyaan tersebut? Seolah saya adalah pena dengan tinta yang tidak pernah terjamah, mempunyai kemampuan untuk menjawab namun tidak sampai lidah kemampuan yang saya punya, hanya berputar-putar saja dalam labirin otidak saya. Saya pun mengetahui bahwa subuah jawaban bukanlah yang bersembunyi dalam pojok yang gelap dari memori dan tidak pernah terungkap. Ibarat bibit tanaman dalam kegelapan, dia harus di pindahkan dibawah hangatnya sinar mentari, agar menjadi tumbuhan yang sehat, tumbuh dan berkembang menjadi pohon yang rindang. Begitulah kiranya jawaban dalam pikiran saya, yang perlu rasanya saya pindahkan menjadi goresan-goresan hitam di atas putihnya lembaran-lembaran kertas.
   Kamu tahu mengapa menulis itu penting? Karena dengan menulislah kamu akan bisa membentuk opini masyarakat atau pandangan dunia dalam kacamatamu sebagai penulis, saat kamu menjelaskan cara pandanganmu pada khayalak ramai, apakah kamu tahu dampak dari pandangan yang kamu buat? Cara pandangmu lah nantinya membawa pembacamu bagaimana befikir, bagaimana mengambil sikap dan pandangan. Bila caramu mengambil pandangan benar, bersyukurlah! Karena kamu telah membawa peradaban yang tengah berjalan di sekitarmu menuju perubahan ke arah yang baik, betapa indahnya saat melihat dunia menjadi sebuah tatanan yang hidup dengan benar, tapi saat kamu salah mengambil jalan untuk menyimpulkan pandanganmu atau kamu menuliskan opini yang hanya berisi kenegatifan dan kenaifan, apa yang kamu harap dari cara pandang seperti ini? Tidakkah kamu takut bagaimana nantinya peradaban nantinya akan hancur, seolah kamu hidup dalam puzzle yang tidak beraturan, tidak jelas dan tidak pernah bisa di satukan. Oleh sebab itu saya takut bila kehidupan menjadi tidak sehat, takut bila kehidupan tak mendapatkan nutrisi yang baik untuk tumbuh kembangnya, betapa sangat di sayangkan bila hal itu terjadi.
   Dengan menjadi penulislah kamu menjadi seseorang dengan pengetahuan yang luas, bagaiamana mungkin kamu menjadi Wikipedia berjalan saat kamu menjadi penulis? Bisakah kamu bayangkan bagaimana nasib tulisanmu atau karanganmu tanpa kamu barengi dengan giatnya kamu membaca buku-buku yang dikarang oleh orang lain sebagai referensi atas karanganmu  atau tanpa  belajar membaca benang-benang merah yang terjulur dan yang kusut di kehidupan ini ?, karena saya fikir menjadi penulis itu wajib hukumnya untuk membaca buku dan kehidupan, itu adalah syarat mutlak menjadi seorang penulis. Membaca adalah kewajiban dan buku memiliki hak kepada manusia agar membacanya.
   Tidakkah kamu sadari bahwa sebuah tulisan atau karangan itu adalah peninggalan yang teramat berharga untuk kehidupan yang lahir setelahnya, waktu yang teramat cepat berjalan dan tidak pernah mau di ajak untuk bergandengan tangan, membuat apapun lenyap termakan zaman yang silih berganti, ada salah satu cara untuk mempertahankan dan mengenang seni budaya ataupun peradaban yang telah berlalu, yakni dengan menulis (tulisan). Betapa beruntungnya kita bisa belajar dan mengetahui bagaimana hidup nenek moyang kita dahulu menjalani hidup, kita bisa mempelajari kehidupan masa lampau karena tulisan-tulisan yang mereka tinggalkan untuk masa depan. Relief dan coretan-coretan yang ada membuat kita bisa memahami dan meninspirasi kita untuk menuliskan kembali kehidupan mereka dalam bahasa yang kita pahami dan saling berbagi cerita untuk saling melengkapi potongan-potongan cerita yang terpisah.
   Menciptakan konsep juga merupakan salah satu keuntungan menjadi seorang penulis, kita tahu bahwa karena konsep yang di usung oleh Charles Darwin lah menjadikan para ilmuan meneliti kembali apa yang di katakan oleh Darwin dan bahkan ada yang mempercayai konsep Darwin bahwa manusia modern ini adalah keturunan kera. Betapa beruntungnya menjadi penulis, kita bisa menciptakan konsep-konsep yang benar. Namun sekali lagi menciptakan konsep itu juga butuh pertanggung jawaban yang bukan sepele. Menjadi penulis untuk menciptakan konsep butuh membaca dan belajar.
   Saat musim-musim berganti dan paceklik dompet merajalela, menjadi penulis adalah solusi menciptakan mesin uang berjalan kembali, karena tulisan itu bukanlah hal yang langka, karena  tulisan itu mempunyai sifat yang dapat berubah-ubah dan menyesuaikan zaman, menjadi penulis itu adalah pekerjaan abadi, tidak perlu takut lagi dengan yang namanya PHK atau terkena semprot oleh atasan yang rewel, karena yang menjadi direktur dan pengelola keungannya adalah diri kita sendiri.
   Saat nama kita sudah dikenal oleh masyarakat sebagai penulis produktif dengan karya yang tak dapat di pandang sebelah mata, hal itulah yang menjadikan tulisan kita dapat dengan mudah di terima olah pasar dan menjadikan diri kita dapat dikenal dengan mudah atau mungkin sebagai panutan oleh penulis-penulis yang lain, namun pastinya sebagai penulis dan teladan yang baik karena hal-hal baik membawa kita pada kebaikan-kebaikan selanjutnya.
  Menulis pula adalah trik merefleksikan diri pada tulisan dan menimbulkan kepuasan batin tersendiri, kepuasan batin adalah hal sangat berharga yang tidak bisa di bandingan dengan materi, saya kira tidak ada toko-toko yang menjual kepuasan batin karena batin bukanlah hal yang dapat di perjual belikan. Pernahkah kalian mendengar kata mutiara dari seorang sahabat nabi “ ilmu adalah binatang buruan yang tengah berlari dan cara mengikat buruan adalah dengan menuliskannya”, saya yakin kata-kata itu tidaklah asing di telinga kita. Selayaknya bagi setiap kita menjadi penulis karena tiap diri kita masih dalam tahap pembelajaran yang tiada akhir dan ilmu bukan hanya ada dalam tulisan namun tersebar di berbagai tempat, kejadian dan pengalaman, oleh sebab itu kita perlu menuliskan ilmu yang kita dapat dalam sebuah tulisan, karena tidak selamanya otak kita dapat menampung segala informasi yang ada, ada kalanya kita sibuk dan terlupa dengan segalanya dan tidak dapat mengingat kembali apa yang telah kita dapat, hikmah apa yang telah kita temukan dan pengalaman apa yang telah kita lalui, maka alangkah baiknya dan indahnya bila kita bisa bernostalgia kembali saat kemampuan mengingat kita sudah tidak sebaik ketika muda.
  Tapi ada yang sangat penting sebelum mewujudkan hal itu semua, niat. Apa jadinya sebuah pekerjaan tanpa niat, tanpa berniat kita tidak akan dapat mewujudkan diri kita menjadi seorang penulis, perlunya penanaman niat yang kuat pada hati kitalah yang menjadikan kita dan memotivasi kita untuk terus membaca, menulis dan memperbaiki. Selamat berniat.
  Saya kira teramat banyak manfaat dan pentingnya menjadi seorang penulis namun saya hanya bisa menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut sampai disini, sangatlah banyak kekurangan yang saya utarakan disini dan tidak dapat memuaskan dahaga kalian, jika kalian berkenan menambahkan apa yang telah saya tulis, saya sangat berterima kasih, karena telah menambahkan khazanah keilmuan yang telah saya dapat dan telah melengkapi kekurangan yang ada pada diri saya. Bila ada kesalahan dan kekeliruan yang saya tulis, mohon di ingkatkan, karena pada dasarnya manusia adalah tempatnya kesalahan yang perlu untuk di perbaiki. Semoga bermanfaat dan selamat menulis.



1 Komentar:

Pada 21 November 2015 pukul 05.31 , Blogger Unknown mengatakan...

Semangat terus berkarya melalui tulisan ^^ tulis apapun yang ingin ditulis :) yuk mampir juga ke blog http://minawatinurkustika.wordpress.com/ thanks

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda